Pemanfaatan Limbah Batubara sebagai Bahan Bangunan: Solusi Baru untuk Pembangunan Berkelanjutan
Tahukah kamu bahwa limbah abu hasil pembakaran batubara bisa digunakan sebagai material untuk membangun rumah, jalan hingga jembatan? Sebelum itu, kita bahas terlebih dahulu apa itu batubara.
Apa itu Batubara?
Batubara adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari tanaman dan hewan yang sudah mati selama jutaan tahun yang lalu dan terkompresi dan terkonsolidasi dalam lapisan bumi. Batubara digunakan sebagai sumber energi utama pembangkit listrik dan memanaskan rumah.
Proses pembentukan batubara terdiri dari tiga tahap utama yaitu pelepasan, pengendapan, dan pembatubaraan. Tahap-tahap ini melibatkan:
- Pelepasan, bahan organik seperti tumbuhan dan hewan terurai dan terlepas dari tumbuhan lalu masuk kedalam lingkungan pengendapan.
- Pengendapan, bahan akan terkonsolidasi dan mengalami pengeringan. Air dan gas akan terkonsolidasi menjadi lignit, atau bisa kita sebut batubara awal.
- Pembatubaraan, lignit mengalami proses pembatubaraan lanjut dan menjadi batubara bituminus atau antrasit, yang tergantung pada tingkat tekanan dan suhu
Faktor penting seperti tingkat tekanan, suhu, dan jumlah air dapat mempengaruhi kecepatan dan hasil akhir dari proses pembentukan batubara. Dapat berlangsung selama ribuan tahun dan menghasilkan batubara yang berbeda-beda.
Setelah kita mengetahui apa itu batubara dan cara pembentukannya, selanjutnya kita akan membahas tentang Pemanfaatan Limbah Batubara sebagai Bahan Bangunan Solusi Baru untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Limbah hasil dari proses pembakaran batubara mengandung 2 jenis abu yang berbeda, yaitu Fly Ash dan Bottom Ash (FABA).
- Fly Ash merupakan abu yang dihasilkan dari pembakaran barubara yang melayang keatas.
- Bottom Ash adalah abu yang dihasilkan dari pembakaran yang jatuh kebawah.
Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN kini digunakan sebagai material bahan bangunan berupa beton pracetak, batako, paving block, hingga semen untuk membangun rumah, jalan, hingga jembatan.
FABA dikategorikan menjadi Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Untuk memanfaatkan limbah FABA, diperlukan penerapan prinsip pengelolaan B3. Prinsip tersebut adalah meminimalkan limbah dan risiko, polluter pays principle (asas pencemar membayar), dan cradle to grave (tidak hanya dimusnahkan, tapi diubah menajadi produk ekonomis dan bermanfaat).
Selain prinsip tersebut, pengelolaan limbah B3 harus dilakukan dengan prasyaratan ketat. Serangkaian kegiatannya meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, atau penimbunan.
5 Tujuan Program Pemanfaatan FABA Sebagai Bahan Bangunan
- Pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat dengan material utama FABA sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
- Peningkatan efisiensi biaya pembangunan rumah, melalui subtitusi materi bahan baku dengan FABA.
- Terbukanya peluang usaha pemanfaatan FABA bagi karyawan dan staf (internal) maupun pihak luar perusahaan.
- Pemanfaatan FABA untuk meningkatkan kualitas infrastruktur dan akses mobilitas demi pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
- Pemanfaatan FABA akan menurunkan dan mengurangi penumpukan limbah.
Proses Produksi FABA
- Limbah Fly Ash dan Bottom Ash diangkut dari Ash Yard, untuk kemudian dilakukan pengayakan untuk mendapatkan ukuran dan kriteria bahan baku yang diperlukan.
- Kedua limbah dicampur dan diaduk, kemudian ditambahkan bahan pendukung lain dan dimasukan kedalam mixer ditambahkan dengan air.
- Hasil selanjutnya dicetak dengan menggunakan mesin pencetak paving kemudian dikeringkan di area terbuka sehingga menjadi paving yang siap digunakan.
Dengan digunakan nya FABA sebagai bahan bangunan, terdapat beberapa manfaat seperti menekan biaya hingga 50%, mengurangi jumlah limbah, mengurangi polusi udara, dan dapat dijadikan sebagai bahan antibakar dan antikorosi.
Belum ada Komentar untuk "Pemanfaatan Limbah Batubara sebagai Bahan Bangunan: Solusi Baru untuk Pembangunan Berkelanjutan"
Posting Komentar